Industri MICE Hadapi Tantangan Baru

Depok – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan industri MICE di Indonesia ke depan dapat berkembang pesat. Sehingga Indonesia tidak lagi bisa dipandang sebelah mata.

“Untuk itu, industri MICE di Indonesia tidak hanya bersinergi di dalam negeri saja. Kemenparekraf bersama seluruh pihak dapat berkolaborasi agar industri MICE dapat segera bangkit kembali. Tentunya dengan SDM kompeten, khususnya dari adik-adik (mahasiswa-mahasiswi) D4 MICE Politeknik Negeri Jakarta,” ungkapnya saat menjadi Keynote Speech Kuliah Umum MICE 2022 melalui video conference, beberapa waktu lalu.

Tentu saja, memasuki era new normal saat ini menjadi tantangan baru bagi industri MICE. Pasalnya, kebiasaan masyarakat Indonesia selama dua tahun pandemi menuntut mereka untuk terbiasa menggunakan teknologi. Sehingga industri MICE berupaya untuk mengimbangi kemajuan di era 4.0 dengan model yang berbeda. Hal ini disampaikan Founder Creative Techical Production, Rivelino Vivekananda dalam Kuliah Umum MICE 2022.

“Kita yang bergerak di industri MICE ini selalu memiliki tekanan yang tinggi. Perlu perencanaan yang matang dan jika tidak, maka harus bersiap untuk menghadapi kegagalan,” ujarnya.

Bentuk inovasi yang dapat dilakukan untuk tidak mengurangi satupun karyawan selama masa pandemi, lanjut Rivelino, berupa cost saving, online meeting platform, virtual event, group online meeting, dan lain sebagainya.

Dalam kesempatan yang sama, Vice President PT Adhouse Clarion Events, Gad Permata menjelaskan adaptasi teknologi pada akhirnya menjadi skill wajib yang dimiliki. Walau tentu saja hal ini tidak mudah, karena harus bersedia menerima kritik untuk menjadi perfeksionis pada setiap detail event.

“Alternatif yang kami buat seperti podcast, webinar, pameran virtual dan lain-lain. Intinya ide dan kreativitas merupakan titik penting dalam industri MICE,” jelasnya.

Kuliah Umum MICE 2022 dengan tema Post-Pandemic Recovery: a Resurgence of MICE Industry ini berlangsung pada minggu pertama dan kedua Oktober 2022. Direktur Dukungan Bisnis Jakpro, Muhammad Taufiqurrachman dalam kesempatan tersebut menjelaskan, sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PT Jakarta Propertindo (Perseroda) memiliki beberapa proyek besar berkaitan sportainment salah satunya Jakarta Internasional Stadium (JIS).

“Lapangan JIS sudah berstandar FIFA dengan kapasitas 82 ribu penonton. Berdasarkan data yang ada, stadion ini bisa mendatangkan keuntungan ekonomi untuk DKI Jakarta. Apalagi kalau candle light dinner dengan pemandangan Ancol, bisa terlihat indah sekali,” paparnya optimis.

Beberapa event yang sudah direncanakan dengan venue JIS, tambah Taufiq, seperti pertengahan November akan ada konser Band Dewa 19. Termasuk ajang Formula E perdana yang disiarkan di 140 negara.

“Misalnya hotel, satu malam Rp 5 juta jika dikalikan seribu sudah berapa? Kalau sebulan kerja di sini tentu selain penginapan, juga ingin mencari atraksi dan hiburan. Ini tantangan industri MICE untuk bisa kreatif, mengembangkan ide, dan jeli membaca peluang,” paparnya.

Senada dengan Taufiq, Kepala Bidang Pemasaran dan Atraksi Disparekraf DKI Jakarta, Hari Wibowo juga menilai MICE menjadi tulang punggung perekonomian. Pendapatan asli daerah sektor pariwisata per Juli 2022 telah mencapai Rp 1,3 triliun lebih, dengan kunjungan 8 juta wisatawan nusantara dan 351.504 kunjungan wisatawan dari luar negeri. Dari jumlah tersebut terdapat 50% lebih yang bermalam di hotel berbintang.

“Ini tidak lepas dari branding yang kita bangun di Kota Jakarta. Pertama destination branding melalui Enjoy Jakarta dan city branding plus Jakarta sebagai branding kota kolaborasi. Dalam hal ini, pemerintah memiliki tiga peran dalam spesial event yaitu sebagai regulator, creator, dan collaborator,” imbuhnya.

Terlebih lagi, tambah Heri, DKI Jakarta melalui Dinas Parekraf menjadi satu-satunya regional tourism office tingkat kota di Indonesia yang menjadi anggota International Congress and Convention (ICCA). Tentu saja bisa mendapatkan akses database ICCA, fitur destination comparison, mempublikasikan event ke semua member ICCA, dan mendapatkan kesempatan jejaring.

Sumber daya yang bagus untuk pelaku industri MICE, sebagaimana dijelaskan Sandiago, adalah sumber daya yang berani memulai. Ketika membahas human resource maka berhubungan dengan networking yang membentuk suatu community. “Tujuannya untuk berbagi informasi,” kata Managing Director PT Temali Indonesia, Didit Siswodwiatmoko.

Pernyataan serupa juga diiyakan Business Development Director PT Sigma Internusa, Gracia Wuwungan. Menurutnya, untuk bekerja di Industri MICE, SDM perlu memiliki kualifikasi khusus yang dapat diperoleh dari berbagai cara. Terdapat tantangan baru yang perlu meningkatkan kemampuan SDM dalam beradaptasi terhadap perkembangan industri MICE di Indonesia.

Human resource selalu berhubungan dengan manusia, dan manusia tidak lepas dari ‘unique’ yang dimiliki oleh setiap individu.” katanya.

Kepala Program Studi D4 MICE, Fauzi Mubarok menjelaskan, rangkaian tiga sesi Kuliah Umum MICE 2022 ini sukses berjalan dan menjadi ajang pembelajaran awal bagi mahasiswa. Selain mahasiswa mampu mendatangkan pembicara dari berbagai industri MICE dan pemerintah, mereka mahasiswa melaksanakan event, bahkan bekerjasama dengan berbagai sponsor dan media.

“Kami berharap, program kuliah umum bisa dilaksanakan secara continue setiap 3 bulan sekali, dengan tidak saja menghadirkan pembicara skala nasional, tetapi juga pembicara internasional. Sehingga dapat memberikan inside yang lebih banyak lagi,” tutupnya. (*)

 


Share :


File Nama File Format Type
7f97c08d-bfb8-4080-bac7-645b9a3a3754.jpg image/jpeg